Sabtu, 10 Maret 2012

Kenaikan BBM Tak Pengaruhi Tarif PDAM KSB

Sumbawa Barat, SE.
Usulan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang kini tengah digodok DPR RI memicu reaksi dari kalangan industri, utamanya perusahaan terbuka yang amat bergantung dengan  bertambahnya beban operasional akibat kenaikan bahan bakar ini.
Tapi, ancaman bertambahnya beban operasional tidak mempengaruhi management PDAM Sumbawa Barat  untuk merubah tarif dasar air minum.
 “Kalau beban operasional pasti bertambah. Tapi, kita upayakan tidak ada kenaikan tarif. Tarif tetap tidak berubah, standar. Tapi kita tetap mengusulkan rancangan tambahan subsidi air kepada pemerintah Kabupaten, agar beban operasional tetap stabil hingga tak sampai berpengaruh kepada pelanggan,” kata, Direktur  PDAM Sumbawa Barat, Bambang, di Taliwang, Kamis (8/2).
PDAM salah satu perusahaan terbuka milik daerah mengakui suku cadang dan ancaman kenaikan tarif dasar listrik  (TDL) paling besar mempengaruhi beban operasional. Itu karena, tambahnya, pusat pengelolaan air baku di Bangkat Munteh, Kecamatan Brang Rea beroperasi menggunakan listrik dan pembangkit cadangan yang juga menggunakan BBM.
Kendati demikian, tim tehnis dan management PDAM sepakat tidak ada kenaikan tarif, dan lebih berupaya mengajukan rencana penambahan subsidi kepada pemerintah daerah berdasarkan pertimbangan tehnis dan pasar.   
 “Pelayanan dulu yang kita optimalkan, baik kualitas dan kuantitasnya. Kami lebih memilih berdebat dengan pemerintah dari pada harus menganggu pelayanan dan tarif kepada pelanggan. Kita hanya menjaga agar perusahaan ini tetap sehat sehingga menarik minat investasi,” berbicara kepada wartawan menyikapi kepnaikan industri atas kenaikan tarif BBM.
Tarif PDAM tambah Bambang, ditentukan berdasarkan rujukan Peraturan Daerah (Perda). Penetapakan kebijakan kenaikan tarif katanya, musti melalui Perda dan itu dibahas dan disetujui DPRD bersama pemerintah selaku pemegang saham.
Sejak berdiri November 2008 silam, PDAM Sumbawa Barat akunya, belum pernah menaikkan tariff. Tarif yang berlaku masih Rp 850 permeter kubik. Jumlah itu, katanya, tentu saja amat kecil  untuk menutupi beban operasional. Makanya, subsidi air minum diberikan oleh pemeirntah daerah sebanyak Rp 850 lagi.
 “Debit air kita 50 meter perdetik. Itu disuplay kepada sedikitnya 5050 pelanggan diseluruh wilayah KSB. Yang terakhir tahun 2012 kita dapat subsidi Rp 2 Milyar. Jika tarif BBM dinaikkan pemeirntah kita sudah siap rancangan pengajuan penambahan subsidi kepada pemerintah Kabupaten,” demikian, Bambang. (ndy) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar