Sumbawa Barat, SE.
Usulan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang kini
tengah digodok DPR RI memicu reaksi dari kalangan industri, utamanya
perusahaan terbuka yang amat bergantung dengan bertambahnya beban
operasional akibat kenaikan bahan bakar ini.
Tapi, ancaman
bertambahnya beban operasional tidak mempengaruhi management PDAM
Sumbawa Barat untuk merubah tarif dasar air minum.
“Kalau beban
operasional pasti bertambah. Tapi, kita upayakan tidak ada kenaikan
tarif. Tarif tetap tidak berubah, standar. Tapi kita tetap mengusulkan
rancangan tambahan subsidi air kepada pemerintah Kabupaten, agar beban
operasional tetap stabil hingga tak sampai berpengaruh kepada
pelanggan,” kata, Direktur PDAM Sumbawa Barat, Bambang, di Taliwang,
Kamis (8/2).
PDAM salah satu perusahaan terbuka milik daerah mengakui
suku cadang dan ancaman kenaikan tarif dasar listrik (TDL) paling
besar mempengaruhi beban operasional. Itu karena, tambahnya, pusat
pengelolaan air baku di Bangkat Munteh, Kecamatan Brang Rea beroperasi
menggunakan listrik dan pembangkit cadangan yang juga menggunakan BBM.
Kendati
demikian, tim tehnis dan management PDAM sepakat tidak ada kenaikan
tarif, dan lebih berupaya mengajukan rencana penambahan subsidi kepada
pemerintah daerah berdasarkan pertimbangan tehnis dan pasar.
“Pelayanan
dulu yang kita optimalkan, baik kualitas dan kuantitasnya. Kami lebih
memilih berdebat dengan pemerintah dari pada harus menganggu pelayanan
dan tarif kepada pelanggan. Kita hanya menjaga agar perusahaan ini tetap
sehat sehingga menarik minat investasi,” berbicara kepada wartawan
menyikapi kepnaikan industri atas kenaikan tarif BBM.
Tarif PDAM
tambah Bambang, ditentukan berdasarkan rujukan Peraturan Daerah (Perda).
Penetapakan kebijakan kenaikan tarif katanya, musti melalui Perda dan
itu dibahas dan disetujui DPRD bersama pemerintah selaku pemegang saham.
Sejak
berdiri November 2008 silam, PDAM Sumbawa Barat akunya, belum pernah
menaikkan tariff. Tarif yang berlaku masih Rp 850 permeter kubik. Jumlah
itu, katanya, tentu saja amat kecil untuk menutupi beban operasional.
Makanya, subsidi air minum diberikan oleh pemeirntah daerah sebanyak Rp
850 lagi.
“Debit air kita 50 meter perdetik. Itu disuplay kepada
sedikitnya 5050 pelanggan diseluruh wilayah KSB. Yang terakhir tahun
2012 kita dapat subsidi Rp 2 Milyar. Jika tarif BBM dinaikkan pemeirntah
kita sudah siap rancangan pengajuan penambahan subsidi kepada
pemerintah Kabupaten,” demikian, Bambang. (ndy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar